makalah kewiraushaan
BAB
1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada
era globalisasi, persaingan ekonomi bagaikan medan perang dunia dimana setiap
negara berperang dan bersaing untuk mendapatkan posisi negara maju. Berbagai
usaha pun dilakukan, entah itu dengan kerja sama dengan negara lain ataupun
mengembangkan potensi ekonomi yang ada di dalam negara itu sendiri. Lalu
potensi apa saja yang dimiliki oleh suatu negara? Misalnya saja Indonesia. Jika
di kelola dengan baik, sumber daya alam indonesia yang melimpah bisa menjadi
sumber kekuatan Indonesia untuk menghadapi dunia. Selain itu, dengan tingkat
tenaga kerja yang tinggi, Indonesia sedang merangkak menuju perekonomian yang
sejahtera.
Kondisi
perekonomian negara merupakan tolak ukur kesuksesan suatu negara. Negara dengan
pendapatan yang tinggi bisa dibilang negara yang maju dalam pereknomian.
Teknologi juga ikut membantu menignkatnya suatu stabilitas ekonomi negara.
Namun tidak hanya itu, kreatifitas dan inovasi juga merupakan salah satu syarat
majunya suatu negara. Dalam suatu sistem dunia, setiap negara akan berusaha
untuk menguasai atau setidaknya berusaha untuk mengkontrol negara lain yang
tidak sesukses negara tersebut. Hal itu mendorong setiap negara untuk berusaha
meningkatkan kemampuannya baik itu dalam hal politik ekonomi maupun sosial
budaya agar tidak menjadi ‘korban’ negara lain. Inovasi dan kreatifitas
sangatlah di butuhkan dalam persaingan merebut kekuasaan karena perkembangan
internasional tidak mudah di ramalkan. Oleh karena itu, tidak heran setiap
negara bersaing untuk merebut kuasa hegemoni dengan meningkatkan nilai
ekonominya. Naif jika menyebut Indonesia sebagai negara yang kreatif, karena
walaupun Indonesia kaya akan budaya dan sumber daya alam, pemerintah dinilai
kurang bekerja secara maksimal dalam memporduksinya. Sehingga perkembangan
ekonomi Indonesia dirasa berjalan lambat. Jika kinerja pemerintah kurang
maksimal, rakyat pun tidak boleh tinggal diam. Kemandirian dan keberanian dalam
usaha meningkatkan nilai kehidupan baik itu dari segi ekonomi dan sosial harus
dijadikan acuan. Setiap perusahaan yang di dukung pemerintah maupun yang swasta
harus terus menciptakan suatu inovasi yang lebih baik dan efisien. Untuk
mendukung hal tersebut, Presiden Republik Indonesia telah mencetuskan suatu ide
baru yakni membentuk KIN (Komisi Inovasi Nasional). KIN terisnpirasi oleh
pahlawan pendidikan nasional yaitu Ki Hajar Dewantoro dengan prinsip Niteni
(mencari tahu, meneliti); Niroake (menirukan, simulasi) dan Nambahake(mengembangkan
dan memberi nilai tambah).
Dengan
adanya tugas ini, saya sadar bahwa peran kewirausahaan sangatlah penting bagi
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kenapa? Karena menurut penelitian, kewirausahaan
merupakan salah satu variabel perhitungan tingkat perekonomian. Selain itu
kewirausahaan juga menyumbang banyak sekali dalam pundi-pundi perekonomian,
baik itu dari pendapatan maupun tingkat kesejahteraan tenaga kerja. Di dalam
tulisan ini, akan di uraikan apa itu kewirausahaan dan perannya dalam
pertumbuhan perekonomian nasional.
2. Rumusan Masalah
Rumusan
Masalah yang akan dibahas adalah
mengenai peran kewirausahaan dalam pertumbuhan perekonomian Indonesia.
Hal-hal yang akan di bahas adalah sebagai
berikut:
1. Apa
itu kewirausahaan?
2. Bagaimana
Pertumbuhan perekonomian ?
3. Apa
saja peran kewirausahaan dalam pertumbuhan
ekonomi nasional?
3. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan ini adalah memahami
bagaimana peran kewirausahaan dalam perekonomian Indonesia.
BAB 2
PEMBAHASAN
1. kewirausahaan
Kewirausahaan menurut
Thomas W Zimmerer adalah suatu penerapan kreativitas dan keinovasian untuk
memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi
orang setiap hari. wirausaha terdiri dari dua kata, wira yang berarti seorang
pahlawan atau manusia unggul dan usaha yang berarti perbuatan amal atau berbuat
sesuatu. Dari dua arti kata
tersebut, kita mendapat suatu pengertian mengenai wirausaha, yaitu pahlawan
yang berbuat sesuatu. Sedangkan dari segi etimologi, wirausaha dalam kamus
besar Bahasa Indoensia berarti orang yang pandai atau berbakat mengenali produk
baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk mengadakan produk
baru, mengatur permodalan operasinya serta memasarkannya.
Dalam lampiran Keputusan Menteri Koperasi dan
Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, dicantumkan bahwa:
1. Wirausaha
adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan
kewirausahaan.
2. Kewirausahaan
adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha
atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan
cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam
rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang
lebih besar. Jadi wirausaha itu mengarah kepada orang yang melakukan
usaha/kegiatan sendiri dengan segala kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan
kewirausahaan menunjuk kepada sikap mental yang dimiliki seorang wirausaha
dalam melaksanakan usaha/kegiatan.
Selain memiliki berbagai pengertian,
wirausaha juga mempunyai 3 tema penting yang perlu di terapkan dalam melakukan
wirausaha. Berikut adalah tiga tema wirausaha:
1. pursuit
of opportunities , (entrepreneurship adalah berkenaan dengan
mengejar kecenderungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain tidak
melihat dan memperhatikannya).
2. innovation,
(entrepreneurship mencakup perubahan perombakan, pergantian bentuk, dan
memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru…. Yaitu produk baru atau cara baru
dalam melakukan bisnis).
3. growth
(Pasca entrepreneur mengejar pertumbuhan, mereka tidak puas dengan tetap kecil
atau tetap dengan ukuran yang sama. Entrepreneur menginginkan bisnisnya tumbuh
dan bekerja keras untuk meraih pertumbuhan sambil secara berkelanjutan mencari
kecenderungan dan terus melakukan innovasi produk dan pendekatan baru .
Dari beberapa konsep yang ada pada 6 hakekat
penting kewirausahaan sebagai berikut
1. Kewirausahaan adalah
suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya,
tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis (Acmad Sanusi,
1994).
2. Kewirausahaan adalah
suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to
create the new and different) (Drucker, 1959).
3. Kewirausahaan adalah
suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (Zimmerer. 1996).
4. Kewirausahaan adalah
suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (start-up phase) dan
perkembangan usaha (venture growth) (Soeharto Prawiro, 1997).
5. Kewirausahaan adalah
suatu proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru (creative), dan sesuatu yang
berbeda (inovative) yang bermanfaat memberi nilai lebih.
6. Kewirausahaan adalah
usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber
melaui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah
tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan
pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang
baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.
2. Pertumbuhan Ekonomi
Tidak
sedikit teoritikus yang mendefinisikan pertumbuhan ekonomi, oleh karena itu
dalam merumuskan unsur-unsur apa saja yang menyebabkan perekoniman suatu negara
meningkat, kita akan menemukan berbagai teori yang dapat membantu
menyelesaikannya. Teori-teori tersebut antara lain adalah teori Fredrich List
yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi itu mempunyai 4 tahap. Tahap pertama
adalah masa berburu dan mengembara dimana manusia masih menggantungkan diri
pada alam. Tahap kedua adalah masa berternak dan bertanam. Selanjutnya pada
tahap ketiga, manusia sudah mulai menggunakan akal pikiran untuk bertani dan membuat
kerajinan. Pada masa ini, manusia sudah mempunyai tempat tinggal yang permanen.
Dan pada tahap keempat, yaitu tahap kerajinan, industri dan perdagangan. Selain
untuk memenuhi kebutuhan sendiri, manusia mulai menjual barang yang di buatnya
untuk di jual kan. Dalam tahap ini, industri pun mulai berkembang dari undistri
kerajinan menajdi industri besar.
Teori
pertumbuhan ekonomi sendiri terbagi menjadi dua bagian, yaitu teori histori dan
kalsik dan neoklasik. Teori pertumbuhan Fredrich List sendiri termasuk ke dalam
teori histori bersama dengan teori Karu Bucher, Werner Sombart, dan Walt
Whitmen Rosfow. Dalam teori klasik dan neoklasik, Adam Smith menjadi salah satu
teoritikus yang menyumbangkan teori pertumbuhan ekonomi yang menurutnya di
tandai oleh pertumbuhan output dengan komponen seperti sumber daya alam, tenaga
kerja dan jumlah persediaan. Selain Smith, tokoh yang termasuk dalam teori
pertumbuhan ekonomi klasik dan neoklasik lainnya adalah David Ricardo, Robert
Sollow, dan Joseph Schumpeter.
Selain
wirausaha, ada juga
faktor-faktor penyebab perekonomian suatu negara mengalami peningkatkan.
Berikut adalah faktor-faktor tersebut
1. Akumulasi
modal. Jika pendapatan di tabung dan di investasikan kembali dengan tujuan memperbesar
output dan pendapatan di kemudian hari, akumulasi modal pun akan terjadi.
2. Pertumbuhan
penduduk dan angkatan kerja. Secara tradisional, pertumbuhan penduduk dan
angkatan kerja merupakan faktor pertumbuhan ekonomi. Semakin besar jumlah
tenaga kerja maka kesempatan untuk mendapatkan tenaga kerja kreatif pun akan
lebih besar. Begitu pun dengan pertumbuhan penduduk.
3. Kemajuan
teknologi. Hal ini mungkin merupakan salah satu faktor terpenting karena dari
segala bidang, kinerja yang baik akan di dapatkan jika didukung dengan teknologi
yang maju.
3. Wirausaha dalam Pertumbuhan
Ekonomi Nasional
Wirausaha
mempunyai kaitan yang sangat erat dengan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut
McClelland, seorang wirausaha adalah seorang yang memiliki kontrol terhadap
alat-alat produksi dan menghasilkan lebih banyak daripada yang dapat di
konsumsinya atau dijual agar memperoleh pendapatan. Selain harus memilikisi
inovasi dan kreativitas, seorang wirausaha juga harus mempunyai kinerja yang
baik agar barang atau jasa yang di produksinya bermanfaat bagi orang lain dan
secara khusus membantu pertumbuhan ekonomi nasional.
Pembangunan ekonomi adalah suatu
proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan
memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi
penduduk suatu negara.
Setiap negara mempunyai potensi nya
masing-masing dalam usaha meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan kestabilan
pertahanan negara itu sendiri. Banyak sekali usaha yang dapat dilakukan negara
untuk mewujudkannya, salah satunya adalah dengan pembangunan ekonomi.
Pendapatan total dan pendapatan perkapita menjadi tolak ukur pembangunan
ekonomi tanpa melupakan angka pertambahan penduduk dan pemerataan pendapatan
bagi penduduk.
Salah satu faktor yang mempengaruhi
pembangunan ekonomi adalah sumber daya alam. Sudah tidak asing lagi bahwa
Indonesia merupakan negara dengan sumber daya alam yang melimpah, namun itu
saja tidak cukup karena sumber daya manusia yang terkualifikasi juga menjadi
syarat utama untuk mengolah sumber daya alam tersebut. Selain itu, sumber daya
modal dan kewirausahaan juga menjadi faktor pembangunan ekonomi. Dalam tulisan
ini, salah satu unsur pembangunan ekonomi yaitu kewirausahaan akan di bahas
secara lebih mendetail.
Mungkin bagi orang awam, istilah
kewirausahaan tidak mempunyai andil dalam pembangunan ekonomi karena kebanyakan
wirausaha itu bersifat mandiri. Tetapi jika di teliti, wirausaha mempunyai
andil yang patut di perhatikan dalam pembangunan ekonomi.
Menurut salah seorang ilmuwan asal
Amerika Serikat yaitu David McClelland, kemakmuran suatu negara dapat di raih
jika negara tersebut setidaknya memiliki wirausahawan sebanyak 2% dari jumlah
penduduknya. Dalam berwirausaha, peluang seperti perusahaan baru yang
menciptakan lapangan kerja akan mengurangi pengangguran sekaligus juga
mengurangi angka kemiskinan. Kewirausahaan sendiri dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kemampuan kreatif dan inovatif (create new and different) yang
dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses dan perjuangan untuk menciptakan
nilai tambah barang dan jasa yang dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi
risiko.
David
McClelland, seorang ilmuwan dari Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa suatu
Negara dapat dikatakan makmur apabila minimal harus memiliki jumlah
entrepreneur atau wirausaha sebanyak 2% dari jumlah populasi penduduknya.
Pendapat ini diperkuat oleh Peter Drucker seorang konsultan manajemen Austria.
Kewirausahaan memiliki peranan yang strategis dalam menciptakan pelaku bisnis
dan perusahaan yang baru. Ungkapan tidak ada pembangunan tanpa kehadiran
wirausahaan memang benar pernyataan tersebut. Saya setuju dengan
ungkapan tersebut. Kewirausahaan mampu membuat suatu Negara maju dan makmur
karena kewirausahaan sebagai pencipta kesempatan kerja baru, penghasilan baru,
inovasi baru, serta unggul dalam kualitas untuk mengorganisir sumberdaya yang
diperlukan dalam menciptakan nilai tambah. Nilai tambah tersebut dapat
diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan
baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang
lebih efisien dan secara keseluruhan disebut sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan ekonomi.
Menurut
survey yang dilakukan oleh Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada tahun
2006, 19,3% penduduk indonesia yang berusia produktif merupakan wirausaha yang
aktif. Seperti yang di sebutkan di atas bahwa setidaknya dibutuhkan jumlah
wirausahawan sekitar 2%, ternyata, Indonesia sudah mencapai jumlah yang bisa
dibilang cukup besar bagi negara berkembang. Namun, yang menjadi permasalahan
adalah sebagian besar dari jumlah tersebut merupakan wirausahawan yang
berdasarkan kebutuhan hidup atau Necessity
Entrepreneurahip seperti golongan petani dan nelayan yang bersifat
informal. Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan jumlah
wirausaha yang tinggi namun pendapatan perkapita nya rendah. Data pada tahun
2006 mencatat bahwa Indonesia berhasil mendapatkan PDB nasional dengan dukungan
UKM hanya sebesar Rp. 1.786,22 triliun. Jumlah tersebut terbilang kecil
dibandingkan negara lain yang mempunyai jumlah wirausaha yang lebih kecil.
Walaupun
Indonesia adalah salah satu negara dengan jumlah wirausaha yang tinggi, bila
pemerintah sendiri tidak mendukung wirausaha tersebut, keuntungan yang di dapat
tidak akan maksimal. Pajak yang terlalu besar dan sistem birokrasi yang tidak
kompeten menjadi salah satu penghambatnya. Bukan hal yang tidak mungkin bila
dengan jumlah wirausaha yang di atas 19% Indonesia akan menjadi negara yang
makmur.
Data
yang di ambil dari Tribunnenews.com, menunjukkan bahwa pertumbuhan indonesia
akan mencapai 7,7% pada tahun 2014. Namun data tersebut hanya berdasarkan
prediksi. Menurut Menteri Koperasi dan UKM Syarif Hasan, gerakan kewirausahaan
dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi sudah di akui oleh dunia. Bahkan menurut
beliau, peningkatan dengan angka 6,8% juga bukanlah hal yang sulit di capai
jika kita termotivasi untuk terus mengembangkan kewirausahaan sehingga
penyerapan tenaga kerja akan terus meningkat dan pengangguran harus diturunkan.
Sebagai tambahan, tingkat pengangguran yang berada pada level 7,14% bisa
diturunkan setidaknya sampai tahun 2014 menjadi 5%. Selain itu, dengan
berwirausaha, angka kemiskinan juga berpotensi menurun dari 13% ke angka 8%.
Oleh karena itu, melihat optimisme tersebut, diharapkan bisa terus memotivasi
kita untuk terus meningkatkan wirausaha dan membuat inovasi baru. Dengan
tingkat wirausaha yang tinggi dan di dukung oleh sumber daya manusia yang
berkualitas, bukan hal yang tidak mungkin perekonomian Indonesia akan terus tumbuh.
Wirausaha
yang tumbuh sejak 200 tahun yang lalu ini menjadi salah satu faktor pertumbuhan
ekonomi pada tahun 1911 dan pencetusnya sendiri adalah Schumpeter. Setiap
manusia mempunyai naluri untuk bertahan hidup. Selain dengan bekerja sebagai
intansi pemerintah maupun swasta, seseorang yang mempunyai pemikiran mandiri
dan kreatif akan berusaha untuk membangun kehidupan di atas usahanya sendiri,
dalam hal ini berarti berwirausaha. Dengan berwirausaha, selain memiliki
keuntungan yang masuk ke kantong pribadi, wirausahawan juga membantu
peningkatan ekonomi negara. Berikut adalah gagasan Schumpeter mengenai hubungan
antara wirausaha dan peningkatan ekonomi negara:
1. Dengan adanya inovasi baru, tentu saja wirausaha
akan terus melahirkan produk baru dan juga kualitas yang baru. Hal ini menurut kami juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi. Semakin
maju teknologi, inovasi baru pun akan semakin membantu manusia untuk menjalani
hidup. Misalnya saja adalah wirausaha makanan dengan bentuk yang unik.
2. Selain produk dan kualitas yang baru, wirausaha juga
memperkenalkan metode baru yang pasti lebih baik dari sebelumnya. Pengalaman
kerja dan hasil kajian ilmiah akan memberikan pendorong untuk menghasilkan
metode yang lebih efisien dan tentunya akan semakin membuka lapangan kerja baru
3. Dalam memproduksi sesuatu, tentu saja sasarannya
adalah pasar. Seorang wirausaha akan memiliki target usahanya sendiri. Apakah
dia akan memproduksi barang tersebut untuk di pasarkan di wilayahnya atau di
luar wilayahnya. Dengan demikian wirausaha juga akan membuka pasar baru baik
itu dalam negeri maupun luar negeri.
4. Wirausaha
menggali sumber pasokan bahan baku baru dari industri setengah jadi maupun
industri akhir.
5. Wirausaha
akan menjalankan organisasi baru yang juga memberikan kesempatan kerja yang
baru.
Dalam kelima gagasan
Schumpeter tersebut, produktivitas menjadi ciri khas dari suatu wirausaha. Oleh
karena itu, produktivitas tersebut mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi
suatu negara. Pertumbuhan ekonomi nasional akan memberikan kesempatan berusaha,
namun inflasi yang berpengaruh pada upah kerja pun akan menjadi hambatan
tersendiri. Di sisi lain, ketidakseimbangan pada pasar tenaga kerja akan
menaikkan upah tenaga kerja.
Menurut
Davidsson dan Kirzner, wirausaha merupakan perilaku kompetitif yang mendorong
pasar, bukan hanya menciptakan pasar baru, tetapi menciptakan inovasi baru ke
dalam pasar, sekaligus sebagai kontribusi nyata dari wirausaha sebagai penentu
pertumbuhan ekonomi. Dengan menciptakan inovasi
baru, perubahan dan persaingan, wirausaha mampu memberikan suatu kontribusi
terhadap dinamika perekonomian nasional. Jadi, dalam waktu yang lama,
keberadaan wirausaha dengan produktivitas yang tinggi akan menjadi elemen yang
sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi. Menurut Jovanovic dan Audretsch,
hubungan antara wirausaha dan pertumbuhan ekonomi bisa menciptakan evolusi
industri atau evolusi ekonomi. Sejauh ini, kita bisa menyebut wirausaha sebagai
agen perubahan dengan membawa inovasi baru dan merangsang pertumbuhan perekonomian
dengan meningkatkan persaingan perusahaan.
Dalam merumuskan hubungan
kewirausahaan dan pertumbuhan ekonomi, Wennejers dan Thurik (1999) membangun
suatu kerangka operasional penelitian. Kerangka tersebut menunjukkan bahwa
aktivitas dalam wirausaha dari level apa pun mempunyai dampak terhadap
pertumbuhan ekonomi. Tidak banyak model yang dapat membutikan kaitan wirausaha
dengan pertumbuhan ekonomi, namun, terinspirasi dari model pertumbuhan endogen
yang dikembangkan oleh Romer (1986) Schmitz (1989) menciptakan suatu konsep
model pertumbuhan ekonomi yang bersifat teoritis. Ternyata, model teoritis
Sxhmitz mampu memperlihatkan penignkatan kewirausahaan yang menghasilkan input
bagi perekonomian.
Kendala yang ditemukan
dalam merumuskan peningkatan ekonomi oleh kewirausahaan adalah kurangnya data
kewirausahaan tingkat nasional. Oleh sebab itu, tingkat aktivitas kewirausahaan
dijadikan tolak ukur para peneliti melalui indikator mikro seperti lapangan
kerja, jumlah pekerja, jumlah perusaaan, dan tingkat urbanisasi. Namun,
teknologi juga menjadi perhatian utama, seperti dalam model pertumbuhan ekonomi
neo klasik dan pertumbuhan endogen dimana teknologi khususnya teknologi inovasi
menjadi pemicu pertumbahan melalui penignkatan produktivitas dan teknologi. Berkat
usaha Audretsch dan Thurik (2000), sebuah model persamaan tunggal diciptakan
untuk membuktikan bahwa peningkatan produktivitas kewirausahaan berhasil
menurunkan tingkat pengangguran.
Untuk mengetahui tingkat aktivitas
kewirausahaan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi khususnya pada level makro,
Wong dan Autio (2005) memberikan enam hipotesis umum sebagai berikut:
1. Negara
dengant tingkat inovasi yang tinggi akan mempunyai pertumbuhan ekonomi yang
cepat pula. Seperti Indonesia yang terkenal dengan inovasi makanannya yang
berhasil menciptakan lapangan kerja baru, seperti usaha inovasi abon ikan gabus
dari Garut dan mie ubi jalar yang diciptakan mahasiswa FMIPA Universitas
Yogyakarta. Dengan tingkat inovasi yang tinggi, suatu negara secara langsung
akan membuka peluang khususnya untuk pasar tenaga kerja.
2. Total
aktivitas kewirausahaan juga menjadi salah satu faktor penentu pertumbuhan
ekonomi. Dengan berjalannya proses seperti produksi dan distribusi,
wirausahawan akan memberikan peningkatan berupa pajak penghasilan kepada
negara.
3. Selain
total aktivitas, hipotesis berikutnya adalah peluang total aktivitas suatu
negara yang berada pada level tinggi akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang
lebih cepat.
4. Hipotesis selanjutnya
adalah negara dengan kebutuhan total aktivitas kewirausahaan yang rendah akan
memiliki pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat dibandingkan dengan negara yang
kebutuhan total aktivitas kewirausahaannya rendah.
5. Hipotesis
terakhir adalah potensi total aktivitas kewirausahaan. Bila suatu negara
memiliki potensi yang lebih tinggi, maka pertumbuhan ekonomi nya pun akan lebih
cepat.
Hipotesis
tersebut dinilai relaistis melihat keadaan perekonomian Indonesia yang sedikit
demi sedikit mengalami peningkatan seiring dengan tumbuhnya usaha-usaha mandiri
dari rakyat. Berbagai macam perusahaan kecil maupun menengah mulai tumbuh dan
membantu Indonesia dalam membangun pundi-pundi ekonominya.
Untuk
memperhitungkan perubahan pertumbuhan ekonomi yang di akibatkan oleh aktivitas
kewirausahaan dibutuhkan identifikasi terhadap variabel-variabel eksogen. Dalam
aktivitas kewirausahaan, baik itu dalam konteks mikro dan makro, teori ekonomi
menjadi syarat yang mutlak terhadap pembangunan model hubungan antara pertumbuhan
ekonomi dan aktivitas kewirausahaan. Dibutuhkannya teori ekonomi makro dan
mikro di karenakan aktivitas kewirausahaan bukanlah satu-satunya variabel
pertumbuhan ekonomi. Salah satu elemen penting dalam kewirausahaan adalah
aktivitas inovasi, menurut Dejardin, aktivitas inovasi terdiri dari pilihan
kerja, upah relatif, dan proyek pembangunan sosial, baik yang produktif maupun
yang tidak produktif.
Kita
mungkin bingung tentang apa yang sebenarnya menjadi faktor penyebab wirausaha
yang meningkatkan perekonomian nasional. Lalu apa saja yang di sumbangkan
wirausaha terhadap perekonomian? Yang pertama adalah dampaknya terhadap tingkat
lokal seperti kota, kabupaten maupun propinsi. Untuk mengidentifikasinya,
dampak terhadap tingkat lokal dapat di lihat melalui penelitian dasar maupun
kebijakan publik. Selanjutnya, kita belum tahu input seperti apa saja yang bisa
dijadikan patokan penignkatan aktivitas kewirausahaan. Namun secara Empiris,
input-input tersebut bisa saja berupa interaksi sosial, motivasi seseorang
untuk berwirausaha maupun dukungan pemerintah dalam mengembangkan wirausaha.
Dalam
menjelaskan kinerja ekonomi regional, Modal kewirausahaan dijadikan variabel
independen yang menjelaskan kinerja ekonomi regional. Audretsch dan Keilbach
merupakan tokoh yang berhasil membuktikan bahwa kewirausahaan mampu memberikan
dampak positif pada kinerja ekonomi regional. Dalam suatu wilayah yang
mempunyai tingkat kedapatan penduduk yang tinggi, kewirausahaan akan memiliki
kemajuan yang baik karena kewirausahaan berperan dalam menciptakan inovasi
baru, produk baru maupun teknologi baru sehingga dengan kepadatan penduduk,
tingkat pengangguran pun akan menurun. Hal tersebut di sebabkan oleh tingkat
industri yang akan terus tumbuh di tengah kepadatan penduduk.
Di
amerika serikat, kewirausahaan sangatlah berdampak terhadap perekonomiannya,
pajak yang rendah, regulasi yang tidak ketat dan perlindungan hak cipta swasta
menjadi penyebabnya. Pertumbuhan ekonomi akan meningkat jika kegiatan produktif
sektor swasta di tingkatkan, dalam artian, aktivitas kewirausahaan juga akan
meningkat. Kecepatan inovasi dan peningkatan produktivitas harus ditempatkan
sebagai alat untuk menhadapi pasar terbuka oleh perusahaan. Para wirausaha di
Amerika berani mengambil resiko dalam menghadapi pasar global karena menurut
Drozdiak, Di pasar global yang kompetitif, bangsa yang melupakan kontribusi
wirausaha pada perubahan teknologi, produktivitas, efisiensi sumber daya, dan
pertumbuhan ekonomi, pembangunannya berpotensi high cost. Selain Amerika,
China juga di kenal sebagai negara dengan tingkat wirausaha yang tinggi. Pada
sejarahnya, kewirausahaan di China hanya di gunakan untuk menuntaskan masalah
pengangguran dan keimiskinan, namun karena kesuksesannya, kewirausahaan di
China menjadi sebuah kebijakan khusus. Wirausaha dinilai lebih efisien dalam
meningkatkan perekonomian, oleh karena itu China memutuskan untuk memberikan
kebebasan bagi penduduk untuk memulai usaha. Hal tersebut menyebabkan standar
kehidupan di China lebih tinggi.
Keberhasilan
China dalam mengelola kewirausahaan semoga menjadi sautu pembelajaran bagi
Indonesia. Hal apa saja yang kira-kira perlu di terapkan? Berikut adalah apa
saja yang bisa dilakukan Indonesia untuk mengembangkan wirausaha:
1. Menegakkan
hak paten dan hak cipta
2. Mendorong
persaingan bebeas melalui perdagangan bebas
3. Deregulasi
dan undang-undang antirust
4. Mempromosikan
iklim ekonomi yang sehat melalui inisiatif anti-inflasi.
Oleh
kerena itu, pemahaman pembuat kebijakan terhadap pentingnya kewirausahaan bagi pertumbuhan
ekonomi dapat diaktualisasikan melalui kebijakan-kebijakannya dalam program
permodalan, target-target subsidi usaha kecil, dan penumbuhan usaha-usaha baru
(Hall, 2006).
Menurut
analisis Leeson dan Boettke, hubungan aktivitas kewirausahaan dengan kinerja
ekonomi harus di pahami dengan adanya pertimbangan mengenai tingkat
kewirausahaan di negara-negara berkembang. Investasi di bidang teknologi
produktif yang merupakan inti produktivitas kewirausahaan akan menghasilkan
tingkat pembangunan ekonomi yang impresif. Seharusnya para ekonom mulai
memikirkan dan mempertimbangkan variabel-variabel eksogen dari aktivitas
kewirausahaan sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi.
4.
Wirausaha di Indonesia
Salah
satu kendala bagi Indonesia dalam menghadapi pasar bebas, mungkin adalah daya
saing industri manufaktur. Hal tersebut di sebabkan oleh kendala infrastruktur
dan ketergantungan Indonesia terhadap bahan dan barang modal dari luar.
Walaupun Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam, jika tidak didudkung
dengan sumber daya manusia yang di kelola dengan baik. Sumber daya alam
Indonesia tidak kurang hanyalah sumber ekslporasi berlebihan. Bukan hal yang
aneh lagi jika sumber daya alam Indonesia hanya untuk di ekspor sebagai bahan
mentah ke negara-negara di Asia khususnya China. Kemudian hal yang lebih aneh
lagi, karena China mempunyai industri manufaktur yang baik, mereka mengolah
bahan mentah dari Indonesia untuk dijadikan barang baru yang kemudian di ekspor
kembali ke Indonesia sebagai bahan jadi. Hal ini tentu saja merugikan
Indonesia. Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto menyatakan bahwa
Indonesia sebaiknya memiliki Industri nilai tambah untuk mengelola sumber daya
alam. Untuk mendukung gerakan tersebut, pemerintah meluncurkan Masterplan
Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia 2011-2025.
Menurut Sulisto, pertumbuhan sektor
manufaktur sangat tergantung pada tenaga kerja. Untuk meningkatkan proses
industri manufaktur, di perlukan upaya yang serius dari pemerintah, perusahaan
dan serikat tenaga kerja. Kendala yang di hadapi dalam merealisasikannya
antaralain karena relatif murahnya tenaga kerja indonesia, serta kualitas dan
produktivitasnya yang masih dibilang rendah. Jika di bandingkan dengan negara
Asia lain contohnya Thailand, mereka mempunyai tenaga kerja yang lebih ahli
karena diberikan pelatihan eksklusif oleh pihak pemerintah. Tidak heran jika
Indonesia kalah saing dalam bidang tenaga kerja.
Selain kurangnya produktivitas tenaga kerja
Indonesia, peran pemerintah dalam mendukung kinerjanya pun patut di perhatikan,
Sulisto mengungkapka bahwa Indonesia belum bisa memberikan imbalan yang sepadan
terhadap tenaga kerja kita sehingga kebanyakan tenaga kerja kita tidak mau
bekerja di tanah air dan lebih memilih merantau ke luar negeri. Selain itu,
Indonesia juga dinilai tidak pro-bisnis karena sistem regulasi nya yang kurang.
Dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja, pemerintah sudah mulai berupaya untuk
menangani hal tersebut dengan meningkatkan mutu pendidikan di SMK.
Jika permasalahan tenaga kerja masih menjadi
momok penghambat majunya perekonomian Indonesia lalu bagaimana dengan
perkembangan industri kecil dan menengah? Indonesia sebenarnya hanya
membutuhkan kebijakan yang jelas dan konsisten terhadap UKM karena 90% lebih
tenaga kerja dapat di tampung oleh UKM. Tentu saja hal tersebut harus di dukung
oleh kebijakan yang memudahkan UKM mendapatkan modal, teknologi da sistem
distribusi yang baik. Jika hal tersebut dapat di penuhi, maka pertumbuhan
ekonomi Indonesia akan bergerak melebihi garis ekulibrium hanya dengan peran
UKM.
Kendala-kendala yang di hadapi industri kecil
menengah seperti tidak meratanya pemberian label SNI dan proses pemasaran yang
belum maksimal. Walaupun sudah mencapai lebih dari 19%, Indonesia masih di
anggap kekurangan wirausaha yang handal dalam sektor UKM. Sebagai saran agar
UKM dari berbagai level di Indonesia meningkat, seharusnya, peran UKM tidak
dapat dipisahkan dengan peran industri skala besar. Indonesia harus bisa
membangun struktur industri maupun struktur perekonomian yang terdiri dari
usaha skala besar, menengah, kecil maupun mikro secara proporsional. Selain
itu, teknologi juga merupakan elemen yang penting dalam mengembangkan industri
dan perekonomian.
industri kecil juga ternyata tidak akan
tumbang dalam masa krisis. Kenapa? Pertama karena UKM tidak terikat dengan
sistem global, tidak di kontrol oleh pemerintah dan sifatnya masih mandiri dan
informal. Oleh karena itu, jika terjadi krisis global maupun nasional,
dampaknya tidak akan terlalu terasa pada UKM. Namun, kemandirian UKM tersebut
sebaiknya tidak bertahan terlalu lama, karena tidak dapat dipungkiri bahwa
dukungan pemrintah sangat di butuhlan guna menguatkan posisi UKM sebagai salah
satu faktor pertumbuhan ekonomi nasional. Dukungan dan perlindungan dari
pemerintah sangat di perlukan.
Menurut Menko Perekonomian Hatta Rajasa,
tahun 2011 akan dijadikan sebagai tahun kewirausahaan. Di usahakan, wirausaha
indonesia mempunyai daya saing di pasar global. ekspor dan kemampuan investasi
swasta menjadi kendala karena ekspor masih di dominasi oleh pedagang lain dan
investasi masih di batasi. Pemerintah akan mendukung wirausaha yang kreatif dan
inovatif sehingga dibutuhkan pensuplai barang dan jasa yang unggul. Seperti
yang sudah disebutkan bahwa wirausaha akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
karena wirausaha merupakan aktivitas masyarakat dalam produksi ekonomi
sekaligus menjadi penuntas pengangguran dan kemiskinan.
Ketua Tim Koordinasi Nasional Pengembangan Wirausaha
Kreatif Handito Joewono yang memprakarsai pendirian Indonesia Creative
Entrepreneur Club (ICEC) mengatakan pemerintah dan pemangku kepentingan terkait
telah menyediakan tiga program, yaitu pembenihan, penempaan dan pengembangan.
“Salah satunya dimasukkannya kewirausahaan kreatif dalam kurikulum pendidikan
dan pelatihan bagi mahasiswa, pelajar dan anggota masyarakat lain yang ingin
membangun usaha. Sementara kementerian terkait lainnya membantu mengembangkan
usaha dan akses pasarnya
Semoga apa yang di kemukakan oleh Menko
Perekonomian bukanlah sekedar wacana. Karena keberadaan wirausaha merupakan
salah satu pendorong yang menjanjikan bagi perekonomian suatu negara. Bahkan
dalam sejarah, wirausahawan memberikan andil yang signifikan bagi pendapatan negara-negara
maju. Sebagai contoh, dalam sejarah, kita tentu ingat dengan wirausahawan
Jepang pada masa Restorasi Meiji, Kaum Parsi di Timur Tengah, wirausahawan
Protestan di Barat dan di Cina. Dengan adanya wirausahawan yang melimpah,
keberadaan kaum feodalis dan masyarakat birokratis akan berkurang. Dengan ini,
daya saing bangsa akan meningkat pada masa yang akan datang.
Upaya untuk meningkatkan atau setidaknya
memotivasi generasi muda untuk berwirausaha, pemerintah mengupayakan masuknya
kurikulum pendidikan dan pelatihan bagi pelajar, mahasiswa maupun masyarakat
umum untuk mempelajari apa itu wirausaha. Namun, sampai saat ini, kebanyakan fresh graduate ternyata lebih memilih
menjadi karyawan ketimbah membuka usaha sendiri. Ada tiga alasan mengapa hal
ini bisa terjadi,
Pertama,
tentu saja karena kekurang-seriusan pemerintah dalam mendukung kelahiran para
wirausahawan muda. Walaupun sering dikatakan modal bukanlah faktor terpenting
bagi wirausahawan, tapi tanpa modal finansial mustahil seseorang akan mampu berwirausaha.
Sementara, dunia perbankan memberlakukan persyaratan yang sangat sulit bagi
para fresh graduate memperoleh pinjaman di bank.
Kedua,
sulitnya mendapatkan perijinan. Sudah bukan rahasia lagi bahwa untuk memperoleh
legalitas bagi dunia usaha bukanlah hal yang mudah. Selain faktor lamanya
waktu, biaya ‘non formal’ yang harus dikeluarkan untuk ‘uang saku’ para pejabat
pemberi ijin tidaklah kecil bagi para calon wirausahawan ini.
Ketiga,
meski kurikulum kewirausahaan telah diperkenalkan sejak beberapa tahun silam,
namun jiwa wirausaha tak jua tumbuh di kalangan generasi sekolahan. Hal ini
karena kesalahan-tafsir para pengelola pendidikan di dalam memaknai pendidikan
kewirausahaan. Selama ini, para pendidik beranggapan bahwa pendidikan
kewirausahaan adalah mengajarkan ketrampilan-ketrampilan membuat berbagai macam
barang produksi. Atau, mengajarkan pelajaran pembukuan. Tidak lebih dari itu.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa dalam
mempelajari kewirausahaan, teori tidaklah cukup, yang paling utama adalah praktek,
karena dengan praktek, kita akan mengetahui bagaimana strategi yang bagus dalam
berwirausaha, seperti strategi produksi, distribusi dan target pemasaran.
Persoalan wirausaha bukan saja mengenai ketrampilan, tetapi yang terpenting
adalah dimilikinya mental wirausaha ini.
Pendidikan
merupakan kunci utama dalam kemajuan suatu negara, begitupun dengat tingkat
ekonominya. Namun bagaimana bila pendidikan itu sendiri misalnya tidak
mendukung adanya wirausaha. Pemerintah sendiri masih kurang dalam mendorong
semangat kerja masyarakat. Hal itu terlihat dengan adanya kebijakan-kebijakan
yang tidak mendidik perilaku ekonomi masyarakat.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusmakalah kewiraushaan
BalasHapus